![]() |
| Foto: Tonce Apelabi |
Dalam memperlancar proses pascapanen, kegiatan pengeringan hasil bumi mesti dilakukan untuk meningkatkan kualitas produk melalui pengurangan kadar air. Di desa Pajinian, proses pengeringan secara alami dilakukan oleh petani dengan cara menjemur pada sinar matahari langsung. Metode lainnya adalah dengan memanaskan dengan panas api dari bawah para-para. Cara ini memanfaatkan panas bahan bakar dari kayu atau kulit kelapa.
Untuk
mempermudah petani di desa Pajinian, Yayasan Kopernik memperkenalkan cara baru mempercepat
pengeringan. Cara ini disebut iradiasi surya dengan menggunakan alat solar
drying. Prinsip kerja alat ini adalah dengan cara
menyerap dan mengurung panas matahari ke dalam box logam berwarna hitam.
Komoditi yang mau dikeringkan ditempatkan di dalam box tersebut.
"Ini
merupakan sebuah alat pengeringan yang didesain untuk mempercepat proses
pengeringan khusus untuk bahan pangan dan komoditi jambu mete, kelapa dll,
Sebuah teknologi tepat guna yang menggunakan kolektor sinar matahari yang di
desain khusus dengan ventilasi untuk keluarnya uap air." ujar Tonce
Apelabi, teknisi lapangan yang memasang alat ini.
"Manfaat
alat pengeringan ini adalah untuk pengeringan bahan yang berbentuk lempengan,
padatan yang menggunakan pengering kabinet, Proses pengeringan ini memang
membutuhkan biaya yang mahal tetapi memperbaiki kualitas produk yang dihasilkan
dan sanitasi lebih terkontrol. Solar drying ini dibangun oleh Yayasan KOPERNIK
yang bekerja sama dengan YASPENSEL yang bertempat di desa Kenari Blolong
Adonara Barat," ungkap Apelabi. (Teks: Tonce Apelabi)
![]() |
|
Foto: Tonce Apelabi
|
![]() |
|
Foto: Tonce Apelabi
|
![]() |
|
Foto: Tonce Apelabi
|
![]() |
|
Foto: Tonce Apelabi
|
![]() |
|
Foto: Tonce Apelabi
|
![]() |
|
Foto: Tonce Apelabi
|







Tidak ada komentar:
Posting Komentar